Bahan-Bahan Dan Proses Pembuatan Batik

Untuk membuat batik tentunya kita harus memersiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan. Berikut ini bahan-bahan yang harus disiapkan sebelum dimulai membuat batik:

Bahan-Bahan  Pembuatan Batik


1. Kain

Kain adalah bahan yang paling pokok yang harus disiapkan. Jenis-jenis kain yang biasa digunakan untuk batik adalah kain mori, kain sutra, kain blancu, kain voilissma, kain primis, kain santung, dan kain bercolyn. Sebelum dibatik sebaiknya kain diproses untuk menghilangkan kandungan kanji yang menempel pada kain. Cara menghilangkan kanji pada kain disebut dengan "ngloyor".  Kain yang masih mengandung kanji dapat mengganggu proses penyerapan malam atau warna.

Bahan yang digunakan untuk menghilangkan kanji pada kain atau disebut juga (ngloyor) adalah minyak jarak atau asam. Langkah-langkah pengolahan dengan menggunakan minyak jarak yaitu merendam kain dalam panci dan merebus dan memasukkan minyak jarak pada panci. Apabila sudah mendidih, kemudian kain diambil dan diredam dalam air dingin dan dikucek. Dapat juga dengan menambah diterjen atau sabun.

Proses Ngloyor dengan menggunakan asam juga sama dengan minyak jarak. Proses pengolahan dengan cairan asam  biasanya memakan waktu satu hari. Namun yang perlu diperhatikan pengolahan kain dengan menggunakan asam yang terlalu banyak dapat merusak tekstur kain. Penggunaan cairan asam tidak cocok untuk kain sutra, karena kain sutra yang berbahan dasar sangat lembut tidak boleh menggunakan perlakukan yang kasar. Biasanya pengolahan kain sutra dengan menggunakan sabun yang khusus untuk serat yang halus dan tidak boleh diperas terlalu berlebihan. Dapat juga dengan menggunakan sampu, namun jangan banyak-banyak. Kain sutra sangat cocok diberi warna dengan menggunakan pewarna yang alami.

Setelah proses ngloyor selesai, kemudian kain diangkat, kemudian kain dibentangkan dan dipukul-pukul dengan menggunakan pemukul kain tujunnya agar serat kain menjadi kendor. Cara ini disebut juga dengan ngemplong. Setelah itu kain dijemur sampai kering. Selanjutnya kain disetrika dan siap untuk di buat batik.

2. Malam/ Lilin

Dalam proses membatik, malam berguna untuk menghalangi pewarna agar tidak masuk ke dalam serat kain. Kain yang diberi malam adalah kain yang telah dipolakan sebelumnya. Ada banyak jenis malam. Pilihlam malam yang sesuai dengan kebutuhan sesuai jenis, sifat dan fungsinya.

Berikut ini jenis-jenis malam:

Jenis        : Malam carikan
Warna     : Agak kuning
Sifat        : Lentu, tidak mudah retak dan daya lekat pada kain sangat kuat.
Fungsi     : Untuk nglowongi atau ngrengreng dan membuat batik isen

Jenis        : Malam tembokan
Warna      : Agak kecoklatan
Sifat         : Kental, mudah mencai atau membeku, keras dan daya rekat pada kain sangat kuat
Fungsi      : Untuk menutup bidang yang luas pada background

Jenis         : Malam Remukan (parafin)
Warna       : Agak kecoklatan
Sifat          : Mudah patah atau retak
Fungsi       : Untuk membuat efek retak-retak

Jenis         :  Malam biron
Warna      : Coklat gelap
Sifat         : Mirip dengan malam tembokan, jika tidak ada malam biron dapat diganti dengan malam                      tembokan
Fungsi      : Untuk menutup pola yang telah diberi warna

3. Pewarna

Penggunaan jenis zat pewarna disesuaikan dengan kebutuhan kain yang akan diberi warna. Ada dua macam zat pewarna, yaitu pewarna alami dan pewarna dari bahan kimia. Pewarna alami dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan misalnya dari akar, kulit atau daun tumbuhan. sedangkan pewarna kimia yaitu pewarna hasil produksi pabrik-pabrik kimia. Bahn pewarna kimia dapat digolongkan menjadi 7 menurut bahannya, yaitu: Rapide, Indigosol, Napthol, ergan sogo, chroom soga, Kopel soga, dan Prosion. pemilihan bahan disesuaikan dengan jenis kain yang akan diberi warna.


1 comment: